Sama seperti negara-negara lain di seluruh dunia, proses digitalisasi bisnis di Indonesia terasa makin masif dalam dua tahun belakangan, terutama sejak pandemi COVID-19 melanda. Karakteristik jualan online yang tidak menuntut kehadiran toko fisik dan potensi jangkauan pasar yang lebih luas membuat banyak pelaku wirausaha berlomba-lomba melakukan transisi ke berjualan secara daring.
Lantas, apakah berjualan secara online melalui marketplace maupun memanfaatkan jasa ojol alias ojek online lantas bersinonim dengan kesuksesan? Sayangnya tidak. Jika kita cermati, ada cukup banyak merchant yang sudah membuka akses pelanggan melalui layanan ojol, namun belum mengalami perkembangan jumlah order secara signifikan.
Menghadapi permasalahan serupa? Well, mungkin ada beberapa kesalahan mendasar yang tanpa sadar kamu lakukan. Berikut ini majoo punya daftar lima kesalahan dalam berjualan via ojol yang perlu kamu hindari, plus solusinya. Yuk, kita simak bersama!
Mengabaikan Tren
Langkah pertama untuk menggapai kesuksesan dalam berjualan lewat ojol adalah menentukan produk seperti apa yang akan ditawarkan. Namun ingat, kamu tidak bisa mengambil keputusan secara sembarangan. Pertimbangkanlah beberapa hal seperti tren pasar. Gunakan data, lakukan riset, dan buat analisa mengenai hal-hal apa saja yang sedang disukai masyarakat.
Jangan sampai kamu menawarkan produk atau jasa yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk mudahnya, kamu bisa mengamati akun-akun media sosial milik para selebritis maupun para influencer. Perhatikan barang-barang atau produk apa saja yang sedang diminati pasar.
Tidak Punya Target Pasar
Kesalahan terbesar kedua dari para pedagang di platform ojol adalah tidak memiliki target pasar yang jelas. Pemilik usaha, terutama yang masih pemula, biasanya hanya fokus pada membuat produk dan lupa bahwa ada kelompok konsumen tertentu yang harus mereka ‘puaskan’.
Sebagai contoh, jika kamu memiliki usaha ayam geprek yang menyasar segmen pekerja, upayakan agar produkmu berada sedekat mungkin dengan kawasan perkantoran. Bukalah outlet atau dapur yang berada dekat dengan distrik bisnis. Dengan demikian, para office workers tidak akan enggan memesan produkmu karena terkendala ongkir alias ongkos kirim yang terlalu mahal.
Enggan Menyusun Perencanaan Bisnis
Bisnis yang sukses adalah bisnis yang direncanakan dengan baik. Jika kamu memiliki business plan yang mendetail, bisa dibilang bahwa satu kakimu sudah menuju ke arah yang tepat untuk meraih keberhasilan.
Business plan sendiri sebenarnya mencakup banyak hal. Namun agar lebih mudah, kamu bisa mulai dengan menentukan target penjualan untuk satu minggu, satu bulan, satu semester, hingga satu tahun. Setelah tenggat waktu tersebut terlewati, kamu bisa mulai melakukan evaluasi dan menentukan strategi yang akan ditempuh untuk memastikan bisnis tetap on track.
Misalnya saja, pada satu bulan pertama penjualanmu belum mencapai target karena banyak orang masih belum mendapatkan informasi soal keberadaan bisnismu. Dengan demikian, kamu bisa menyusun beberapa strategi untuk meningkatkan eksposur, mulai dari memanfaatkan media sosial hingga menggandeng kerja sama dengan influencer.
Salah Perhitungan
Kebanyakan pemilik wirausaha memutuskan untuk terjun ke platform ojol karena tergiur potensi pelanggan yang besar dan beragam program promo menarik. Namun demikian, tak sedikit yang kemudian lupa bahwa provider ojol menetapkan komisi khusus untuk jasa mereka. Hal ini sering berimbas pada kekeliruan dalam menentukan harga jual, sehingga berimbas pada kerugian.
Oleh karena itu, lakukan perhitungan harga jual dengan lebih cermat. Lakukan markup sesuai dengan biaya layanan yang ditetapkan oleh provider ojol terkait. Jangan mudah tergiur oleh deals atau promosi, tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap perhitungan omset.
Manajemen Tidak Efisien
Ketika jualan di ojol sudah laris, apakah potensi masalah lantas hilang begitu saja? Belum tentu! Beberapa merchant justru pusing ketika terlalu banyak order yang masuk melalui ojek online. Pasalnya, mereka kebingungan untuk mengatur prioritas antara pesanan online dan pelanggan yang datang langsung ke outlet. Bahkan tidak sedikit yang kemudian justru memilih untuk menonaktifkan toko mereka di ojol!
Nah, beruntung buat majoopreneurs, karena aplikasi wirausaha majoo punya solusinya! Dengan mengintegrasikan akun ojol-mu dengan dashboard majoo, kamu bisa memantau semua pesanan dari satu tampilan aplikasi. Baik itu pesanan online maupun offline, semuanya akan muncul dalam satu daftar lengkap di halaman Order.
Bukan cuma itu, semua transaksi yang masuk lewat ojek online juga akan otomatis tercatat dalam laporan penjualan. Dengan demikian, kamu bisa mendapatkan gambaran rinci mengenai berapa banyak produk yang terjual lewat platform daring, jenis produk apa yang paling laris, dan lainnya. Data-data ini tentu akan memudahkan kamu dalam membuat strategi penjualan yang lebih baik.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut soal integrasi GrabFood di dashboard majoo? Kamu bisa klik tautan atau tombol di bawah ini untuk menghubungi perwakilan aplikasi wirausaha majoo dan mendapatkan penjelasan secara detail. Jangan ragu untuk segera memulai langkah majoo-mu dan raih kesuksesanmu sekarang juga!